Minggu, 09 Desember 2012

Silat dan Sriwijaya

Ahmad Yani Blog's

1 Januari 2011

Silat dan Sriwijaya

Filed under: Sejarah — Achmad Yani @ 2:35 pm
Silat dan Sriwijaya
Sahabat Silat dan Kang O’ong.
Ini baru sangat menarik..Rupanya Kang O’ong mensinyalir adanya peninggalan pencak silat dari jaman Sriwijaya yang masih ada dan terjaga walaupun berada di negeri thailand..(lihat email di bawah)..
Karena melacak jejak pencak silat, setidaknya bagiku, memang harus sampai ke jaman kejayaan Sriwijaya, kerjaan terbesar pertama di Nusantara yang walopun pada saat itu dominan beragama budha, namun mereka semua–harus diakui, suka tidak suka– adalah nenek moyang kita adalah juga budaya kita.
Jadi sungguh tidak tepat karena sekedar berbeda agama kita memutus rantai sejarah dan budaya bangsa kita (nusantara). Sebab semestinya sebagai sebagai seorang peneliti sejati–seperti yg sering disampaikan oleh Kang O’ong– kita wajib mengakui, jika memang ada, kontribusi dari bangsa ini selama dalam periode atau kurun terntenu lepas dari apa sukunya, warna rambutnya, keriting atau tidak, agamanya apa–namun semua pertama-tama adalah bangsa Indonesia (nusantara).. Bagi peneliti sejati, tidakada tempat bagi fanatisme suku, bangsa, agama, ras atau apapun; yang ada hanya “apakah memiliki nilai kebenaran/kebaikan yang sungguh pernah terjadi” apakah ‘data sejarah tersebut benar dan valid adanya pernah terjadi”…
Maka peneliitian tentang sejarah dan beladiri jaman sriwijaya, bagi saya,
sangat sangat menarik karena siapa tau bisa ditarik benang merahnya hingga saat ini…
Memang saat ini di Indonesia peninggalan jaman siriwjaya lebih berbentuk candi atau situs..tidak ada (atau setidaknya aku belum tau) komunitas budaya yang masih hidup dan terus melestarikan budayanya. Kalau Jaman majapahit ada gambaran dari komunitas di Bali dengan segala macam budayanya; dan kalau Pajajaran masih ada sisanya yaitu masyarakat baduy.
Tapi bagaimana kita bisa melacak budaya pencak silat dari jaman sriwijaya di Indonesia? Maka penemuan di thailand adalah langkah yang luuuaaarr biasa, setidaknya bagi mereka yang sungguh peduli akan kebenaran dan keontentikan sejarah pecak silat, dan terutama bagi mereka mau berbesar hati melepas segala macam kesempitan cara
pikir yang terutama diikat oleh kepicikan dalam melihat keyakinan agamanya dalam hubungannya dengan pencak silat tradisional. Jika tidak punya jiwa besar semacam ini, maka tidak banyak berguna melacak akar sejarah pencak silat tradisional hingga ke jaman-jaman yang berbeda secara budaya, agama, keyakinan saat ini, dll (sriwjaya/majapahit/pajajaran hindu, dlll)
Ada beberapa hal, yang mungkin perlu lebih djelaskan oleh Kang O’ong seandainya sudah pernah melihat permainan pencak warisan jaman sriwijaya ini :
1. Apakah ini sama dengan Muay Thai yang dominan main dengkul dan sikut?
2. apakah coraknya sama atau mirip dengan permainan gaya minangkabau atau sunda? dengan gaya rapat, dominan tangan?
3. apakah filosofinya sama atau beda dengan silat tradisional di nusantara?
4. bagaimana dengan permainan senjata? adakah senjata2 yang khas nusantara semisal kujang, dll?
5. bagaimana dengan istilah-istilah belaldiri yang dipakai, adakah kesamaan dengan di nusantara? semisal trisula, kuda-kuda, langkah.dll.
Seperti anda katakan bahwasanya pencak silat betawi banyak pengaruh dari Pajajaran dan Kerajaan Sunda lainnya Bisa tolong tunjukkan sejauh mana pengaruh main po’ didalam teknik beladiri betawi yang sudah bercampur baur ini namun masih memiliki
warna betawi ? Sebelum nya saya ucapkan beribu terima kasih
Sekedar informasi bahwasanya aliran silat Sriwijaya masih ada,
meskipun tidak lagi di kawasan Indonesia lagi. Batas bagian barat
kekuasaan Sriwijaya abad VII berbatasan dengan kerajaan Ayuthaiya.
Daerah selatan barat Thailand yang menjadi batas adalah propinsi
Surathani, Pkuket, Rayong, adalah menjadi batas Kerajan Sriwjaya.
Orang Siam menyebut daerah ini Kerajaan Scriwichai. Sekarang ibu kotanya Nakon Sii Thamarat mereka bangga mangakui dirinya adalah orang Scriwichai., tradisi kehidupan dari makan sampai tari sriwijaya masih ada sering dipertunjukkan disini dalam upacara
keagamaan budha.
Setelah Sriwijaya hancur karena Majapahit dan Islam daerah kekuasaannya terlepas dan berdiri sendiri-sendiri. Kebudayaan Sriwijaya masih hidup hingga kini. Silat Sriwijaya itu kita kenali dalam bahasa Thai sekarang bernama Muay-Chaiya (permainan orang Sriwijaya). Tradisi lama tetap terpelihara dan utuh berkesinambungan berjalan dengan kehidupan sehari-hari.
Muay Chaiyai sudah difilmkan dan mendapat sambutan dg baik.
Nanti saya sambung lagi pencak Jawa masih ada di Campa Vietnam Selatan dan Di Kampongcham Cambodia. Budaya berpindah karena keadaan dinegeri itu tidak mendukung lagi.
wassalam
O’ong Maryono

Tinggalkan Sebuah Komentar »

Belum ada komentar.
Umpan RSS untuk komentar-komentar pada tulisan ini. URI Lacak Balik

Tinggalkan Balasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar