Senin, 20 Mei 2013

NORMA ADAT LAMPUNG.=====

Senin, 18 Mei 2009

CEPALO: NORMA ADAT LAMPUNG

ADAT CEPALO
Marwansyah Warganegara
(Anjungan Lampung TMII, 1994)

Sebagaimana lajimnya setiap suku bangsa di dunia mempunyai adat istiadat, sekalipun tingkat kebudayaannya masih rendah. Demikian pula halnya suku Lampung mereka sejak semula telah memiliki adat istiadat. Adat yang merupakan peraturan dan ketetapan sebagai hasil musyawarah sejak ada mereka berdiam disekitar Danau Ranau.

Setelah mereka berada di Skala Brak Bukit Pesagi lalu di tambah dan disempurnakan. Adat yang mula-mula itu disebut Cepalo Dua Belas. Adat Cepalo ini berisi larangan-larangan dengan sangsi-sangsibagi setiap pelanggaran, serta hukuman mati. Cepalo Dua Belas ini diwujudkan dalam bentuk Kain Tabir (Lassai) sapu tangan dan taplak dengan cara menyambungkan satu dengan lain, terdiri bermacam-macam warna :

Isi Cepalo Dua Belas sebagai berikut :
1. Dilarang melihat isteri dan anak gadis orang lqin dengan pandangan mencurigakan.
2. dilarang berbicara yang kotor, menghasut, memfitnah orang lain.
3. Dilarang duduk lebih tinggi tempatnya dari pada orang yang lebih tua .
4. Dilarang terbuka kemaluannya ditempat orang ramai.
5. Dilaran tidur tengkurap di gardu kampung pada waktu siang hari, sedangkan para ibu dan gadis lewat di situ.
6. Dilarang memulkul perut sendiri di dekat wanita yang sedang hamil.
7. Dilarang naik ruma orang lain dari pintu belakang.
8. Dilarang seorang tamu masuk ruang tanmu atau tengah rumah tanpa izin tuan rumah.
9. Dilarang orang laki-laki ditepian kakus tempat wanita atu sebaliknya.
10. Dilarang mengambil buah-buahan milik orang lain tanpa meminta lebih dahulu.
11. Dilarang melarikan isteri orang lain.
12. Dilarang berbuat mesum.

Dari nomor 1sampai 10 mendapat hukuman denda, sedangkan nomor 11 mendapat pengucilan dari adapt dan keluarga serta nomor 12 hukuman dibunuh mati.

Adat Cepalo Dua Belas ini kemudian dikembangkan jumlahnya menjadi dua puluh empat, empat puluh dan terakhir delapan puluh.

Bila kita perhatikan adat Cepalo ini bertujuan mendidik dan menanamkan nilai-nilai dasar dari akhlak dan budi pekerti yang luhur sehinggga mereka kelak dapat bergaul dalam masyarakat dan dapat mennjadi pemimpin masyarakat yang dapat di senangi.

Setelah mereka berada di Bukit Pesagi mereka menyusun suatu peraturan tentang cara melaksanakan perkawinan mulai dari proses awal sampai akhir yang disebut adapt Ngujuk Ngakuk yang disingkat dengan Adat Pengakyuk. Maksudnya ialah bagaimana cara memberi dan mengambil seorang gadis yang akan menikah dengan seorang bujang. Bebrapa ketentan dalam Adat Ngejuk Ngakuk ini ialah :

1. Bilamana mengambil gadis keturunan Lampung dari Pemangku Adat, maka dari pihak yang akan mengambil gadis diwajibkan menyerahkan daw (benda) sejumlah sama ( 400 real)
2. Bagi anggota keluarga lain yang bukan Pemangku Adat, jumlah dawnya hanya satak ( 200 real).
3. gadis harus di pinang lebih dahulu melalui orang tuanya dan keluarga besar.
4. Mempelai wanita harus di berangkatkan dari Lunjuk Peccah Aji dan diterima dan ditemukan (kawin adat) juga di atas Lunjuk Peccah Aji.
5. Peristiwa ini harus dirayakan ndengan memotong kerbau baik ditempat gadis maupun ditempat bujang.
Lebih jelas tentang adat Ngejuk Ngakuk dealam perkembangan selanjutnya yang tertera dalam pasal-pasal belakang.

Pasal-pasal adat Cepalo Dua Belas dari Ranau di tingkatkan menjadi dua puluh empatyang kelak bertambah menjadi dalam keterem adat Abung Siwo Migo dan menjadi delapan puluh dalam adapt Pubian Telu Suku serta adapt Seputih Bandar Pak. Ditinjau dari proses pembentukan dan tujuan diadakannya maka ada tiga macam adat :
1. Adat Cepalo
2. Adat Ngejuk Ngakuk
3. Adat Kebumian

Ditinjau dari sifatnya ada tiga macam :
1. Adat Kutara
2. Adat Keterem
3. Adat Puratti

Adat Kutara adalah buku seperti apa terbentuknya dahulu. Adat Keterem adalah hasil perundingan untuk mencari jalan keluar terhadap suatu keadaan yang memerlukan pengesahan yang tidak da dalam adapt Kutara. Adapt Puratti Yurisprudensi dari adapt Keterem sehingga nampaknya sudah menjadi adapt yang sebenarnya padahal hanya kebiasaan saja.
A. Nama-nama Lingkungan Adat Pepadun :
1. Lingkungan adat Migo
a. Marga Buay Nunyai
b. Marga Buay Beliyuk
c. Marga Buay Kunang
d. Marga Buay Selagai
e. Marga Buay Tuho

2. Lingkungan Adat Bandar
a. Marga Buay Subing
b. Narga Buay Unyi
c. Marga Buay Nuban
d. Marga Tiga
e. Marga Buay Nyerupo Seputih

3. Lingkungan Adat Suku
a. Marga Pubian Way Seputih
b. Marga Pubian Doh
c. Marga Bukujadi
d. Marga Merak Batin
e. Maega Balau
f. Marga Pugung
g. Marga Ketibung

4. Lingkungan adat Sumbai
a. Marga Buay Pemuka
b. Marga Buay Bahuga
c. Marga Buay Semengu
d. Way KAnan + Sungkay

Marga Buay Baradatu
a. Marga Buay Bara Sakti
b. Marga Bunga Mayang

Megow Pak Tulang Bawang
a. Marga Buay Bulan
b. Marga Buay Tegamoan
c. Marga Buay Suay Umpu
d. Marga Buay Aji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar